Hidup adalah bagaimana cara lo untuk lihat diri lo
sendiri. Menurut gue, hidup itu untuk bagaimana caranya kita bisa berterima kasih kepada
yang telah menciptakan kita. Tuhan selalu nyuruh kita untuk ngelakoni apa yang paling ngga enak,
sampai apa yang paling enak dalam bagian hidup ini. Yup, Tuhan itu maha asyik,
dia nurunin satu masalah ke manusia, dan memberi seribu bahagia.
Mungkin kita masih pengin ini itu. Iya, manusia tak
pernah cukup. Kita pengin apa yang orang lain punya, orang lain itu sendiri
pengin apa yang orang lain yang lain punya. Orang lain yang lain ini akhirnya
juga pengin apa yang kita punya. Jadinya kita pengin-penginan. Etdah.
Gue punya temen, temen gue anak orang ta’jir, duit
tinggal minta, mobil tinggal ngegas, oksigen tinggal ngirup. Pokoknya enak. Gue
mikir, kenapa Tuhan menciptakan orang yang lebih bahagia dari gue... Kenapa dia
ngga ada cacat-cacatnya hidupnya. Beberapa bulan kemudian, bokapnya ada urusan
sama polisi karena masalah penggelapan tanah. Sampai sekarang, bokap doi masih
berada di dalam sel tahanan. Dia ditahan karena atas tindak penyalahgunaan
wewenang. 10 tahun penjara deh. Kalau ngga salah, pas bokapnya di tahan itu
temen gue masih berumur 15 tahun. Sweet seventeen ngga ada bokapnya, dia lulus
SMA ngga ada bokapnya. Mungkin sampai lulus dari kulah bokapnya masih ditahan.
Di sisi yang lain, temen gue yang satu lagi adalah
seorang anak dari keluarga yang kurang mampu. Seragam sekolahnya yang sudah
kusam mungkin belum dicuci, tas nya yang bolong sudah sejak dari dia kelas 6
SD. Tapi dia selalu kelihatan adem sama orang tuanya. Setiap hari dianterin
naek sepeda tua ke sekolah, dia ngga merasa malu, dia malah semangat belajar.
Tapi, suatu saat dia dikucilin sama guru-guru karena dia adalah siswa yang
paling sedikit bayar saat bimbingan belajar yang diadakan oleh sekolah.
Sedangkan gue, gue masih punya orang tua yang selalu ada buat gue, gue masih pakai pakaian yang bersih, gue masih bisa makan 3 kali sehari. Terus ngapain gue harus iri sama yang lain?
Lucu ya, Tuhan memberikan macem-macem cobaan pada
masing-masing umatnya. Gue kadang juga mikir, ngapain gue pengin ini itu ketika
masih ada orang lain yang menginginkan apa yang gue punya. Pada akhirnya hidup
ini hanya pengin-penginan. Kita hanya perlu bersyukur atas bagaimana hidup ini
berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar