“Maaf, anda tidak lolos.”
Bosen. Itu pikiran dari benak gue setiap kali baca
tulisan itu di layar komputer gue. Dalam sebulan, gue udah 3 kali baca tulisan
itu. Sebenernya gue juga kecewa sama pendidikan di Indonesia, temen gue yang
kerjanya di sekolah selengean, bisa masuk dengan mudah ke Universitas Negeri.
Alasannya jelas, bokap dia jadi rektor di Universitas itu. Ngga adil, dunia di
desain se-demikian rupa sulitnya cuma untuk lihat orang lain yang bisa memiliki
apa yang sudah gue perjuangin. Ujian yang sesungguhnya buat gue bukanlah UNAS
atau UPRAK, tapi mau kemana dan jadi apa setelah lulus itu baru ujian.
Pas TK, gue juga ditanyain sama keluarga mau jadi apa
setelah besar. Gue jawab jadi Pilot, alasannya bisa terbang ke mana aja, jalan
ke mana aja. Pas SMP gue sadar, pilot itu butuh mata yang normal untuk bekerja,
sedangkan mata gue rabun, akhirnya gue ngelepas cita-cita itu.
Gue inget, pas SD, gue perpisahan dan gue ditanyain
apa cita-cita gue sama guru gue, gue jawab dengan polosnya “Dokter”. Karena
mungkin pengetahuan gue saat itu terbatas, jadi yang paling enak ya jadi
dokter. Ditanyain kenapa jadi dokter, alasannya simple “Pengin menolong orang.”
Beda sama yang punya cita-cita karbitan jadi dokter, pasti alasannya “Biar bisa
dapet duit banyak”. Tapi lama-lama, semua akan tersadar bahwa semua yang
diinginkan, ngga semuanya terkabul. Gue lemah di matematika, gue ngga masuk SMA
kelas IPA dan pada akhirnya gue sadar kalau dokter hanyalah bayangan semu untuk
di-raih.
Gue akhirnya ngerti, kalau bercita-cita itu jangan
tinggi-tinggi, tapi bercita-cita yang banyak, sehingga pas salah satu udah
mungkin ngga terkabul, masih banyak cita-cita yang lainnya. Dan cita-cita
bukanlah sekedar profesi, melainkan apa tujuanmu selanjutnya yang harus dan
pantes lo perjuangin. Tuhan menciptakan rencana juga mungkin ngga sesuai
cita-cita lo, tapi Tuhan merencanakan apa yang pantes buat lo.
Gue emang cuma lulusan SMK Negeri yang belum punya
banyak pengalaman dan bukan anak juragan tanah, apa skill gue? Ngga pernah bisa
buat gue tunjukin, karena kelebihan gue cuma punya passion. Yang paling gue inginin saat ini simple, yaitu bahagia dan
bikin orang tua bangga, itu adalah hal yang ngga diajarin sekolah. Dan apa
jawaban gue pas orang bilang apa cita-cita lo? Gue akan jawab cita-cita gue
pengin jadi bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar