Rabu, 25 Februari 2015

Film Yang Bisa Gue Petik Maknanya Part IV



Yo, yo, udah lama ngga bahas film di sini gue ya. Curhat dikit deh, akhir-akhir ini Cuma bisa post cerpen doang. Hidup gue sedikit terguncang, jadi ngapa-ngapain males. Termasuk nge-blog di sini. Tapi sekarang gue pengin nulis lagi. Kali ini gue ambil makna beberapa film dari nominasi Oscars. As you know, gue bukan bahas yang ‘terbagus’, tapi yang bisa dipetik maknanya. Sebagai pengingat, gue tulis seluruh cerita di sini, jadi buat yang belum nonton dan ngga mau di spoilerin, sebaiknya jangan baca. Yuk mareee...

1.      Boyhood


Kehidupan berjalan seperti biasa saat Mason masih anak-anak. Film yang syutingnya 12 tahun ini menceritakan tentang problematika Mason, mulai dari orang tuanya cerai, sampai orang tuanya kawin.. maksud gue nikah lagi, cerai lagi, dan nikah lagi Sialnya, semua itu terjadi saat Mason masih berusia remaja. Tapi, dia masih tetap tegar, dia bisa mengurus diri sendiri sampai selesai sekolah tingkat akhir, kerja dan kemudian melanjutkan di perguruan tinggi. Simple, sebenernya makna film ini. Intinya lo harus tahu kapan orang tua lo udah ‘ngga bisa’ ngurus lo. Sooner or later lo akan sadar, lo harus jadi orang tua untuk diri lo sendiri. Dan kehidupan lo dimulai saat itu juga.


2.      Theory of Everything



Sebuah cerita asmara antara ilmuwan terkenal, Stephen Hawking dan istrinya, diangkat dari kisah nyata. Hawking dan Jane bertemu di universitas Cambridge. Jane, yang di peranin Felicy Jones, jatuh cinta sama Hawking karena dia diaykinin sebagai penerus Einstein. Sial bagi Hawking, saat sudah 2 tahun, dia di diagnosis penyakit parah (gue lupa nama penyakitnya). Setelah berpacaran dua tahun, mereka memutuskan menikah. Mereka mempunyai dua anak. Di tengah bahtera rumah tangga, penyakit semakin parah, dia ngga bisa ngomong, ngga bisa makan sendiri, bahkan ngga bisa jalan. Jane kesel ngerawat dia terus, tiba-tiba dia punya anak lagi. Loh? Jalan aja ngga bisa, apalagi buat anak? Ternyata itu anak dari guru musiknya. Secara dramatis, Hawking sukses dengan menjual buku teori Hawkingnya.
Bayangin, nyesel ngga tuh si Jane? Jadi, kalau sayang orang itu jangan pas dia di atas doang, even in his/her darkest time, lo harus siap setia. Ketika lo ngga ada saat orang itu ‘di bawah’, lo ngga pantes nemenin dia saat dia ‘di atas’. Dan satu lagi makna film ini, ternyata ngga Cuma cowo yang berengsek, cewe juga bisa berengsek.


3.      Whiplash


Cerita tentang seorang anak muda berbakat dalam musik yang punya mimpi setinggi langit, dimentori oleh instruktur yang ingin menyadarkan bahwa dia berbakat. Andrew, seorang drummer bertalenta ingin mengikuti konser berkelas, dia masuk sekolah musik, dibawah asuhan pelatih yang paling terkenal kejam. Dia berlatuh setengah mati, sampai berdarah-darah. Ayah, keluarga, pacar, ngga ada yang bisa bantu dia. Dia sadar itu. Di suatu konser berkelas, dia menggantikan drummer dari band instrukturnya. Dia malu, ngga bisa ngikutin jalan musik tersebut, kecintaannya dia terhadap musik ngga mengubah itu semua, dia tampil solo dalam teater tersebut dan membuat seluruh penonton applause. Maknanya? When no one else can’t support you, you always had yourself.


4.      Gone Girl



Amy,seorang istri yang baik hatinya nikah dengan Nick. Pada annivnya yang ke 5, Amy pergi karena Nick yang ngga pernah ngertiin istrinya. Mulai dari berperilaku kasar ke Amy, main sama cewek lain, ngga pernah di kasih hartanya, dan sebagainya. Amy pergi dengan meninggalkan sejumlah clue yang membuat polisi curiga bahwa Amy sudah di bunuh sama Nick. Sadar bahwa Nick sudah minta maaf dan mengakui di media, Amy balik ke rumahnya dengan mengaku-aku di culik. Well, marriage is like riding bycicle in downroad, without pedal, without saddle, without brakes. Salah sedikit bisa-bisa berantakan. Dan juga satu lagi, kadangkala setiap kita anggep orang itu sabar, mereka juga ada batasnya, contohnya Amy itu sendiri.



5.      Still Alice

Kisah seorang Ibu dari tiga anak bersaudara, Alice, adalah dosen di universitas. Hidupnya mulai terganggu saat dia mulai lupa akan suatu musibah, acara, bahkan kata. Saat udah semakin parah, dia sudah ngga ngajar. Beruntung dia sudah memberikan cinta ke anak-anaknya yang sudah besar. This film had my heart, lo ngga bisa nyalahin siapapun atas apa yang terjadi karena lo semakin tua. Hereditary disease is a big deal. Sebelum itu terjadi, dan mumpung bisa, berbuat baiklah ke sesama. Terutamana sama keluarga. Kelak, suka atau tidak, lo bakal butuh mereka.


Yoi, itu beberapa film yang sejauh ini udah bisa gue petik maknanya, akhir kata, see you next post, guys.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar