Yo, yo, udah lama ngga bahas film di sini gue ya. Curhat
dikit deh, akhir-akhir ini Cuma bisa post cerpen doang. Hidup gue sedikit
terguncang, jadi ngapa-ngapain males. Termasuk nge-blog di sini. Tapi sekarang
gue pengin nulis lagi. Kali ini gue ambil makna beberapa film dari nominasi
Oscars. As you know, gue bukan bahas yang ‘terbagus’, tapi yang bisa dipetik
maknanya. Sebagai pengingat, gue tulis seluruh cerita di sini, jadi buat yang
belum nonton dan ngga mau di spoilerin, sebaiknya jangan baca. Yuk mareee...
1.
Boyhood
Kehidupan berjalan seperti biasa
saat Mason masih anak-anak. Film yang syutingnya 12 tahun ini menceritakan
tentang problematika Mason, mulai dari orang tuanya cerai, sampai orang tuanya
kawin.. maksud gue nikah lagi, cerai lagi, dan nikah lagi Sialnya, semua itu
terjadi saat Mason masih berusia remaja. Tapi, dia masih tetap tegar, dia bisa
mengurus diri sendiri sampai selesai sekolah tingkat akhir, kerja dan kemudian
melanjutkan di perguruan tinggi. Simple, sebenernya makna film ini. Intinya lo
harus tahu kapan orang tua lo udah ‘ngga bisa’ ngurus lo. Sooner or later lo
akan sadar, lo harus jadi orang tua untuk diri lo sendiri. Dan kehidupan lo
dimulai saat itu juga.
2.
Theory of Everything
Sebuah cerita asmara antara ilmuwan
terkenal, Stephen Hawking dan istrinya, diangkat dari kisah nyata. Hawking dan
Jane bertemu di universitas Cambridge. Jane, yang di peranin Felicy Jones,
jatuh cinta sama Hawking karena dia diaykinin sebagai penerus Einstein. Sial
bagi Hawking, saat sudah 2 tahun, dia di diagnosis penyakit parah (gue lupa
nama penyakitnya). Setelah berpacaran dua tahun, mereka memutuskan menikah. Mereka
mempunyai dua anak. Di tengah bahtera rumah tangga, penyakit semakin parah, dia
ngga bisa ngomong, ngga bisa makan sendiri, bahkan ngga bisa jalan. Jane kesel
ngerawat dia terus, tiba-tiba dia punya anak lagi. Loh? Jalan aja ngga bisa,
apalagi buat anak? Ternyata itu anak dari guru musiknya. Secara dramatis, Hawking
sukses dengan menjual buku teori Hawkingnya.
Bayangin, nyesel ngga tuh si Jane? Jadi,
kalau sayang orang itu jangan pas dia di atas doang, even in his/her darkest
time, lo harus siap setia. Ketika lo ngga ada saat orang itu ‘di bawah’, lo
ngga pantes nemenin dia saat dia ‘di atas’. Dan satu lagi makna film ini,
ternyata ngga Cuma cowo yang berengsek, cewe juga bisa berengsek.
3.
Whiplash
Cerita tentang seorang anak muda
berbakat dalam musik yang punya mimpi setinggi langit, dimentori oleh instruktur
yang ingin menyadarkan bahwa dia berbakat. Andrew, seorang drummer bertalenta
ingin mengikuti konser berkelas, dia masuk sekolah musik, dibawah asuhan pelatih
yang paling terkenal kejam. Dia berlatuh setengah mati, sampai berdarah-darah.
Ayah, keluarga, pacar, ngga ada yang bisa bantu dia. Dia sadar itu. Di suatu
konser berkelas, dia menggantikan drummer dari band instrukturnya. Dia malu,
ngga bisa ngikutin jalan musik tersebut, kecintaannya dia terhadap musik ngga
mengubah itu semua, dia tampil solo dalam teater tersebut dan membuat seluruh
penonton applause. Maknanya? When no one else can’t support you, you always had
yourself.
4.
Gone
Girl
Amy,seorang istri yang baik hatinya
nikah dengan Nick. Pada annivnya yang ke 5, Amy pergi karena Nick yang ngga
pernah ngertiin istrinya. Mulai dari berperilaku kasar ke Amy, main sama cewek
lain, ngga pernah di kasih hartanya, dan sebagainya. Amy pergi dengan
meninggalkan sejumlah clue yang membuat polisi curiga bahwa Amy sudah di bunuh
sama Nick. Sadar bahwa Nick sudah minta maaf dan mengakui di media, Amy balik
ke rumahnya dengan mengaku-aku di culik. Well, marriage is like riding bycicle
in downroad, without pedal, without saddle, without brakes. Salah sedikit
bisa-bisa berantakan. Dan juga satu lagi, kadangkala setiap kita anggep orang
itu sabar, mereka juga ada batasnya, contohnya Amy itu sendiri.
5.
Still
Alice
Kisah seorang Ibu dari tiga anak bersaudara,
Alice, adalah dosen di universitas. Hidupnya mulai terganggu saat dia mulai
lupa akan suatu musibah, acara, bahkan kata. Saat udah semakin parah, dia sudah
ngga ngajar. Beruntung dia sudah memberikan cinta ke anak-anaknya yang sudah
besar. This film had my heart, lo ngga bisa nyalahin siapapun atas apa yang
terjadi karena lo semakin tua. Hereditary disease is a big deal. Sebelum itu
terjadi, dan mumpung bisa, berbuat baiklah ke sesama. Terutamana sama keluarga.
Kelak, suka atau tidak, lo bakal butuh mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar