Minggu, 26 Januari 2014

Ibadah Aja, Ngga Usah Ngurusin Orang

Di post sebelumnya padahal sudah janji ya, udah jarang ngeblog lagi. Tapi gimana lagi, i just cant stop writing. Mungkin jarang-jarang ya, nge-blog yang agak serius, di post kali ini mau nge-post yang sedikit serius. Jangan serius banget karena ini bukan SBMPTN. Beklah, selamat menyimak:


Aku hanya berekspektasi jika semua agama itu adalah milik satu Tuhan, dan tidak perlu diantara kita menggunakan agama sebagai alat untuk mengotak-kotakkan umatnya.
Aku juga berekspektasi jika agama itu menyuruh seseorang beribadah untuk kebaikan sesama yang lain, bukan untuk menjanjikan surga atau neraka.
Masih ekspektasiku, tidak peduli jika seseorang itu Islam, Kristen, Buddha, Hindu, Konghucu, TIDAK BERAGAMA-pun,  jika seseorang itu berbuat kebaikan, maka dia adalah manusia yang mulia
Dan ekspektasiku yang terakhir, mungkin ini salah, taat beragama tapi tidak peduli terhadap sesama dan tidak respek terhadap sesama, itu Cuma omong kosong.
Aneh menurutku jika seseorang bertanya “Apa agamamu?” pentingkah bertanya agama orang lain selama dia berbuat baik?
Karena pada dasarnya agama tidak hanya ritual, tetapi juga etika.


Jujur, jika saat kotbah jumat, aku selalu memilih bermain hp jika aku mendengarkan ceramahnya yang tentang menghakimi orang lain. Aku lebih suka jika penceramah itu menceritakan tentang sejarah nabi dan rasul-rasul. Dari pada yang beranggapan ini itu tidak boleh. Apa-apa yang bukan Islam itu buruk. Dan menghakimi semua yang bukan islam. Contohnya...

Orang yang tidak puasa, jika di akhirat lidahnya akan dipotong. Bolehkah kita menakuti seseorang dengan hal yang belum kita tahu seperti itu?
Mereka bilang, tidak boleh mengucapkan selamat hari natal. Seriously? Aku tidak pernah menemukan itu di Al-Quran. Natal, barang-barang diskon, libur panjang. Nikmat natal apa yang kamu dustakan? Kamu tidak suka natal? Lalu kenapa kamu ikut libur ketika natal?
Pekerjaan yang paling haram adalah menjadi PSK, mereka bilang. Di sisi lain seorang pekerja seks komersial, yang tidak punya apa-apa selain anak yang dicintainya. Bekerja untuk membiayai satu-satunya harta karun, yaitu anaknya.
Ada yang bilang, tidak bertuhan membuatmu berperilaku seperti setan. Seorang milyarder Bill Gates, yang (katakan saja) tidak beragama, tetapi dia memberi dana $10.000.000 kepada mereka yang kekurangan air dan makanan di Afrika. Setan mana yang mampu menyumbang uang se-begitu banyak?
Aku pernah dengar, mencintai sesama jenis hukumnya akan masuk neraka. Tapi ada seorang pencinta sesama (Gay), selalu mengajari anak jalanan yang buta huruf untuk membaca tanpa mengharapkan upah dari apa-pun.
Layakkah kita menghakimi mereka?
Menurutku itu lebih mulia dari pada orang yang (mengaku) beragama tapi memporak-porandakan jalanan, mengebom tempat hiburan. Atau koruptor yang memakan uang demi perutnya sendiri.
Anti-atheis? Anti-apa-apa-yang-bukan-Islam? Maka buanglah HP, gadget, dan kendaraanmu yang saat ini kamu pakai.

Aku pernah baca buku pendidikan agama Kristen dari temanku, isinya? Sama seperti inti dari Al-Quran, kita harus berbuat baik kepada sesama, beribadahlah sesuai agamamu, dan masih banyak hal-hal baik lainnya yang diajarkan. Aku pikir bukan hanya Kristen, aku yakin semua agama pun juga diajarkan begitu.
Kita hidup bersama, mengacu pada sesama tak cukup, kita harus bisa berbaur antar yang bukan sesama.
Misal, akhir-akhir ini banjir melanda Jakarta, banyak yang membuka sumbangan untuk membantu sesama umat muslim. Menyumbang demi membantu sesama umat muslim? Menyumbang demi membantu sesama manusia yang hidup di dunia itu kesannya lebih mulia, menurutku.

Jika memang benar aku ditanya “apa agamamu?” maaf  jika aku menjawab Islam ProtestanHinduAtheis. Aku ingin beribadah layaknya Islam, cinta damai seperti Protestan, mengasihi sesama layaknya Hindu, dan berfikir maju seperti Atheis.
Aku adalah orang yang berusaha berbuat baik, pun pada ber-agama, tapi ibadahku masih bolong-bolong, Al-Quran belum khatam, dan masih banyak kekuranganku.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar