Jumat, 01 Februari 2013

Mungkin Kita Sudah Bosan

Masih tertulis jelas senyuman pertamamu kepadaku..
Masih terrekam jelas ketawa pertamamu kepada leluconku..
Masih tersimpan jelas pesan teksmu di telepon genggamku..
Itu sebelum kita menjadi satu.

Tinggi aslimu yang tanpa high heels..
Warna kulit mukamu yang natural tanpa make-up..
Dandanan-mu yang terkesan apa-tiada-nya..
Itulah kenapa aku suka dekat denganmu.
 
Ketika bersamamu, aku bisa mengerti apa arti bahagia..
Kau selalu menjadi bintang di pagi dan malamku..
Nafasmu yang selalu menghiasi arti semangat..
Seperti itulah aku memandangmu saat kau bersamaku.

Bersamamu aku berani menjadi dewasa..
Bersamamu kau ajak aku menghadapi dunia..
Sedetik-pun kau tidak keluar dari fikiranku..
Dan demi kamu-lah aku berani melupakan cinta.
 
Kupeluk hangatnya tubuhmu..
Kucium lembutnya rambutmu..
Kurasakan aroma tubuhmu..
Saat aku berfikir kaulah segalanya.
 
Aku ingat saat pertamakali aku bertemu ibu-mu..
Muka luguku yang tak tertolong ketika ibumu menceritakan kamu..
Tapi lucunya, semua itu hampir tidak pernah terjadi..
Walau kita masih bersama.

Entah kenapa akhir-akhir ini sifatmu berubah..
Bicaramu yang salah kaprah, pesan teksmu yang singkat-singkat, membuat otakku berfikir kenapa..
Sejauh ini aku tak pernah berfikir ada orang ketiga..
Mungkin aku hanyalah orang yang mengira aku ini bodoh karena aku kehilangan perhatianmu.
 
Aku kira, hubungan ini layak aku pertanyakan..
Walau mulutmu selalu bilang "ngga papa." ..
Jujur, kebersamaan kita yang sudah melewati ber-ribu senja ini tidak mau ku akhiri..
Walau sikapmu seperti ini. 
 
 Aku bagaikan setangkai sari bunga yang membutuhkan serangga agar kita bisa berubah..
Mungkin saat ini kita adalah seorang pemeran utama di film yang sudah saling bosan berperan..
Kita saling menjilati luka, kita saling memendam amarah yang selalu kita buat sendiri..
Lucu sekali kita.
 
 
From me, to whoever stuck with their relationship.


 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar